Cegah Penyebaran Hoax Bagi Kalian yang Doyan Bermain Media Sosial

Redaksi

Cegah Penyebaran Hoax Bagi Kalian yang Doyan Bermain Media Sosial

JAKARTA - Jelang pemilu 2024 bakal banyak penyebaran berita bohong atau hoax di media sosial. Maka dari itu, nusantaraterkini.co mencoba untuk menilik agar kalian yang mempunyai hobi bermain media sosial dan menyebar informasi di platform media sosial, penting untuk memperhatikan hal ini agar kalian tidak termasuk golongan orang yang menyebar hoax.

Sebelum ke situ harus dipahami bahwa berita bohong atau hoax banyak ditemui sehari-hari. Media sosial dan WhatsApp grup menjadi satu sarana yang digunakan untuk menyebarkan hoax.

Maka dari itu, dilansir dari laman kominfo pada Sabtu (16/12/2023) sangat menganjurkan kepada kalian untuk benar-benar memperhatikan informasi yang akan kalian share ke medsos atau yang dikenal media sosial.

Cermati Alamat Situs

Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermati lah alamat URL situs yang dimaksud. Berita yang berasal dari situs media yang sudah terverifikasi Dewan Pers akan lebih mudah diminta pertanggungjawabannya.

Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43 ribu situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tidak sampai 300. Artinya, terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu atau hoax di internet yang harus diwaspadai.

Cek Keaslian Foto

Di era teknologi yang tinggi saat ini, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, tapi juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu atau hoax juga mengedit foto untuk memprovokasi para pembaca.

Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.

Hati-hati dengan Judul Provokatif

Berita hoax acapkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.

Periksa Fakta

Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya. Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran utuh atas informasi yang ada di media tersebut.

Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti. Sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita, sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.

Sekali lagi, nusantaraterkini.co mengingatkan kepada kalian agar berhati-hati saat ingin menyebarkan sebuah informasi di akun media sosial kalian. Semoga bermanfaat. (*)

Sumber Nusantaraterkini.co