Kisah Presiden Jokowi saat Kali Pertama Menikah dengan Iriana

Redaksi

Kisah Presiden Jokowi saat Kali Pertama Menikah dengan Iriana


JAKARTA - Kisah Presiden Jokowi saat kali pertama menikah dengan istrinya Iriana. Di mana dalam unggahan akun tiktok Sanjaya, Presiden Jokowi mengutarakan bahwa setiap perempuan itu sama.


Dalam postingan tersebut, Presiden Jokowi menceritakan tentang kehidupan keluarganya. Di mana saat ditanya tentang anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka apakah diberi modal berapa? Sang Presiden dua periode ini menyatakan kalau dirinya tidak memodali apa-apa.


"Saya beri sertifikat, nih," jawabnya singkat saat dikutip dari laman tiktok Sanjaya, Jumat (16/2/2024).


Dengan sertifikat itu, kata Presiden Jokowi, dia pergi ke bank. "Dan saat itu, saya acungkan jempol. Karena dia langsung bisa mendapatkan pinjaman Rp 800 Juta," katanya.


Kalau yang kedua, Kahiyang Ayu, bener-bener tidak diberikan apa-apa sama Presiden Jokowi. "Sertifikat juga tidak, duit apalagi. Tapi dia partneran dengan temanya dan jalan ya dari situ dia dapat membuka usaha," ujarnya.


Presiden Jokowi menceritakan dirinya sudah memiliki rencana namun setiap rencana apabila tidak dieksekusi dengan keputusan politik tidak akan berjalan.


Cerita Presiden Jokowi


Setelah menikah, Presiden Jokowi membawa istrinya Iriana ke Aceh. Alasannya karena ia diterima di Aceh. "Dan itu jangan dibayangkan di Kota ya seperti di Kota Banda Aceh atau di Kota Lhokseumawe. Langsung saya bawa ke yang namanya sekarang Kabupaten Bener Meriah," aku Presiden Jokowi.


Itu, sambung Presiden Jokowi, di tengah hutan belantara rumah yang menjadi tempat tinggal merupakan rumah panggung. Di mana, akunya, saat malam hari ada sekitar ratusan babi hutan di bawah rumah tersebut. "Pastinya saya tidak tahu karena belum pernah ngitung. Ramai sekali setiap malam di bawah rumah panggung kami," kenangnya.


Karena memang, di tengah hutan. Setelah dari Bener Meriah itu, ia balik ke Solo untuk memulai usaha. Saat itu, dirinya mengajak sang istri Iriana Jokowi di sebuah bengkel tempat dirinya bekerja. "Jadi di bengkel itu kita sampai pagi hanya untuk memastikan bahwa pesanan itu betul-betul bisa sampai ke konsumen kita, ke pembeli kita, dan itu harus tepat waktu, harus on time," terangnya.


Jadi, masih dikatakan Presiden Jokowi, peran istri sangat penting sekali, baik saat sedang letih-letihnya, istri bisa pijat.


Ketakutan Presiden Jokowi


Ketakutan Presiden Jokowi tentang kehidupan ternyata sangat lumrah. Hal itu dikarenakan beliau memang memulai kehidupan ini dengan kesulitan yang luar biasa.


"Ya intinya kehidupan yang sangat sulit," akunya. Presiden Jokowi menceritakan saat dirinya kecil sangat ketakutan apabila dirinya tidak bisa sekolah. "Takut bener," katanya.


Kemudian setelah sekolah, dirinya mempunya ketakutan lagi tidak bisa kuliah karena keadaan orangtuanya. "Tapi, alhamdulillah, kemudahan-kemudahan itu diberikan oleh Allah SWT saya bisa lulus kemudian sebentar bekerja kira-kira dua setengah tahun di sebuah perusahaan BUMN Kertasgraf Aceh," terangnya.


Setelah itu, akunya, dirinya balik lagi ke Solo untuk memulai usaha. "Betul-betul bukan dari 0 tapi dari minus. Kalau orang banyak yang kerja mulai dari 0 saya dari minus," ujarnya.


Ia mengaku dirinya tidak memiliki agunan, tidak memiliki jaminan dan tidak memiliki kolatra untuk meminjam di Bank. 


"Sehingga saat itu saya memulai pinjamnya karena  kepercayaan. Betul-betul saya memulai dari usaha mikro naik jadi usaha kecil, naik jadi usaha menengah dan ini mungkin yang muda-muda perlu tahu apa sedikit bahwa keuletan bahwa tahan banting, bahwa banting tulang itu justru akan mengangkat kita," katanya.


Presiden Jokowi juga menyatakan jangan takut menghadapi sebuah proses yang sulit. "Semakin sering kita hadapi, semakin akan matang kita," ujarnya.


Nantinya, masih dikatakan Presiden Jokowi, apabila ada gelombang besar datang harus tetap tegak berdiri kokoh. "Karena memang kita sudah terlatih dengan kesulitan-kesulitan," katanya.


Tidak Semua Hal Itu Instan

 

Tidak bisa semua hal itu instan. Ada orang yang ngomong nanti langsung sejahtera. "Engga ada," akunya. 


Ada omongan langsung nanti barang-barang murah, engga ada itu.


"Percaya, negara ini besar untuk menjadi sebuah negara maju membutuhkan tahapan-tahapan besar," ujarnya.

Maka dari itu Presiden Jokowi merincikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk Indonesia. 


Empat Tahapan Presiden Jokowi


1. Infrastruktur 

2. Pembangunan Sumber Daya Manusia

3. Reformasi Struktural

4. Teknologi dan Inovasi Anak Muda


"Dan di sinilah diharapkan muncul ya dari generasi muda di sini semua diharapkan ya inovasi dan teknologi itu akan muncul," terangnya.


Ia mengatakan sekarang Indonesia sudah mulai menuju ke teknologi inovasi. "Dengan apa yang dikerjakan oleh negara, kita mengerjakan infrastrukturnya, kita mengerjakan pembangunan SDM, melakukan revormasi struktural. Tapi juga anak-anak muda kita mulai masuk ke sana, kita lihat sekarang. Start up kita, unicorn kita juga mulai muncul di papan-papan atas regional maupun Internasional," papar Presiden Jokowi.


Ia mengaku dirinya sudah lebih dari 6 kali di Jalan Tol Sumatera. Dan itu, katanya, bukan hanya Groundbreaking semata. "Nanti tidak dikerjai saat kita pulang," akunya.


Untuk itu, katanya dirinya selalu datang dan melakukan pengecekan setelah melakukan Groundbreaking. "Kita kontrol agar sesuai dengan target waktu. Kalau saya datang ke sana misalnya 6 kali, menteri saya pastikan datang 12 kali, menterinya datang 12 kali dan dirjennya datang 24 kali. Pasti seperti itu," ceritanya.


Inilah pentingnya penguasaan lapangan. Bukan infrastruktur itu hanya urusan ekonomi saja. Infrastruktur pun juga mempersatukan bangsa ini yang terdiri dari 17 ribu pulau, 514 Kabupaten dan Kota. 


"Bagaimana kita bisa bersatu antara Aceh dan Papua kalau ketemu aja gak pernah iyakan?" tanya Presiden Jokowi.


Presiden Jokowi memaparkan infrastruktur harus tetap berjalan paralel. Maka dari itu, sambungnya, strategi akan digeser ada shifting strategi untuk masuk ke pembangunan sumber daya manusia (SDM) secara besar-besaran sehingga anggarannya pun memang harus besar-besaran ke arah pembangunan SDM.


Ia juga menyatakan setiap kritik bisa memacu diri untuk melakukan perbaikan. 


Pada dasarnya, kata Presiden Jokowi, sering dan senang sekali menjelekkan pekerjaan yang sudah dibuat oleh pemerintah.


"Kita ini sering dan senang menjelek-jelekkan pekerjaan kita sendiri, senang menjelek-jelekkan bangsa kita sendiri. Ini yang menyebabkan bangsa ini tidak optimis melihat masa depan," katanya. 


Kalau ada sebuah pembangunan kemudian ada rewel-rewel sedikit ya enggak apa-apa. "Nanti kita perbaiki. Tapi ini pekerjaan kita loh jangan di jelek-jelekin. Justru pekerjaaan bangsanya sendiri. Ada sebuah pekerjaan engga baiknya sedikit ya ga apa apa tapi yang penting setelah itu diperbaiki mestinya seperti itu jangan membanggakan karya bangsa lain terus dan mengkritik karya bangsa sendiri," tegasnya. (*)


Sumber Nusantaraterkini.co