Pengungsi Rohingya di Langkat Mulai Menghilang, Diduga Diperjualbelikan ke Malaysia

Redaksi

LANGKAT - Puluhan pengungsi Rohingya yang berada di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, perlahan-lahan mulai menghilang.

Awalnya pengungsi Rohingnya yang ditempatkan di Gedung Nasional ini berjumlah 62 orang, dilansir dari laman nusantaraterkini.co pada Jumat (1/11/2024) sekarang tinggal 31 orang. 

Informasi yang diperoleh wartawan, hilangnya puluhan pengungsi Rohingya ini bukan karena hanya melarikan diri saja. 

Melainkan ada oknum-oknum yang memanfaatkan keberadaan pengungsi Rohingya tersebut. 

Artinya, ada oknum yang diduga memperjualbelikan (Human Trafficking) pengungsi itu ke Malaysia. 

"Untuk setiap warga Rohingya yang berhasil dikeluarkan dari Gedung Nasional, dibiayai Rp 5-10 juta. Pembelinya orang dari Malaysia sana. Nanti ada yang jemput di dekat Gedung Nasional. Biasanya, tengah malam atau dini hari mereka dijemput," ujar narasumber yang meminta identitasnya jangan disebutkan dalam pemberitaan, Kamis (31/10/2024). 

Setelah dijemput pengungsi Rohingya dibawa ke Provinsi Aceh.

Tempatnya pun sudah ditentukan oleh pembeli yang melakukan koordinasi dengan telepon seluler.

"Pengungsi Rohingya yang mau dilarikan sesuai pesanan, koordinasinya melalui handphone penjaga di Gedung Nasional. Nanti si pembeli meminta rekening bank untuk melakukan transaksi. 

Sekarang ini totalnya sudah 30 lah yang kabur," ucap narasumber. 

Sedangkan itu saat wartawan menyambangi Gedung Nasional, ternyata benar total pengungsi Rohingnya tinggal 31 orang. 

Adapun rinciannya laki-laki dewasa berjumlah 16 orang, perempuan dewasa 6 orang, anak laki-laki 3 orang, dan anak perempuan 6 orang. 

Seorang penjaga atau security Gedung Nasional berinisial AR mengatakan, jika periode Oktober 2024 ini saja, sudah enam orang yang melarikan diri. 

Padahal security gedung berjumlah dua orang yang berjaga secara bergantian.

Disinggung jika pengungsi Rohingya itu dijual belikan, AR membantahnya. Tampak raut wajah security berubah alias cemas saat ditanyai hal tersebut. 

Perlu diketahui, pengungsi Rohingya yang berada di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat ini statusnya dalam pengawasan United Nations High Commissioner For Refugees (UNHCR). 

"Udah lama gak datang (UNHCR) sekitar setengah bulan. Biasanya yang datang itu namanya Oktina," ujar AR. 

Menanggapi persoalan ini, wartawan masih berupaya mendapatkan komentar dari pihak UNHCR. 

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Dedi Mirza mengatakan jika pengungsi Rohingya di bawah pengawasan UNHCR. 

Disoal jika ada keterlibatan pihak lain yang memuluskan langkah dugaan Human Trafficking, Kasat Reskrim Polres Langkat ini akan melakukan penyelidikan. 

"Makasih infonya masih dugaan. Nanti coba kami lidik dulu ya," ujar Dedi. (Akb)